Filsafat, sebagai suatu disiplin ilmu, sering kali menjadi sumber kebingungan bagi banyak orang karena kompleksitas dan sifat abstraknya. Pemahaman yang keliru terhadap definisi dan ruang lingkup kerja filsafat sering terjadi. Untuk memahami filsafat, kita perlu merinci konsep dan karakteristik utamanya.
Filsafat, pada dasarnya, adalah upaya olah pikir yang mendalam dan reflektif mengenai eksistensi. Banyak orang terkadang salah dalam mengidentifikasi batasan dan ruang lingkup kerja filsafat. Objek formal atau fokus utama filsafat adalah menjalankan pemikiran yang mendalam dan radikal hingga akar-akarnya, bukan radikal dalam arti dangkal atau ekstrem semata.
Baca Filsafat Nusantara
Dalam konteks ini, filsafat bukanlah sekadar serangkaian pandangan atau keyakinan yang dilemparkan secara sembarangan. Sebaliknya, filsafat mengusung ide bahwa pemikiran yang mendalam dan menyeluruh harus membentuk dasar segala sesuatu. Pendekatan filsafat tidak hanya sebatas pada permukaan, tetapi mencakup penggalian sampai ke akar penyebab atau prinsip-prinsip mendasar.
Scientia rerum per causas ultimas
Definisi klasik filsafat, “Scientia rerum per causas ultimas,” yang secara harfiah berarti “pengetahuan tentang segala sesuatu yang metodologinya dengan menemukan akar masalah/sensus plenior.”
Hal itu mencerminkan esensi filsafat sebagai suatu kajian yang tidak terbatas pada pengetahuan dasar, melainkan memperdalam pemahaman kita tentang segala sesuatu dengan menyelidiki akar penyebab atau prinsip-prinsip fundamental.
Jadi, filsafat dapat dipandang sebagai suatu bentuk ilmu pengetahuan yang mencari pemahaman menyeluruh melalui refleksi, analisis, dan eksplorasi mendalam.
Dengan demikian, melibatkan diri dalam filsafat berarti mengajak diri kita untuk merenung secara mendalam, tidak hanya mengenai dunia fisik tetapi juga mengenai makna, nilai, dan eksistensi itu sendiri.